LAPORAN
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
VII.Kandungan
Bahan Organik
OLEH:
JERLIANTI MANDA’
M1B1 15 013
UNIT
LABORATORIUM ILMU TANAH
JURUSAN
ILMU LINGKUNGAN
FAKULTAS
KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
2016
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahan organik dalam tanah adalah
hasil dari dekomposisi organisme hidup yang tersusun dari campuran
polisakarida. Lignin, protein, dan
bahan-bahan organik yang berasal dari batuan dan mineral. Di dalam bahan organik selalu mengalami penguraian
sebagai akibat aktivitas mikrobia tanah.
Proses ini menghasilkan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman serta
senyawa lainnya yang keseluruhannya dapat mempengaryhi pertumbuhan tanaman.
Bahan organik berperan penting
sebagai buffer tanah atau penyangga kation karena dapat mencegah larut dalam
pencucian isamping berpengaruh pada struktur tanah. Ada hubungan yang erat antara karbon
dengan nitrogen dalam organik tanah yang dikenal sebagai C/N Ratio. C/N Ratio menunjukkan tingkat dekomposisi
bahan organik dalam tanah. Kandungan
karbon dalam tanah berkisar antara 1,2—2,5%.
Rata-rata bahahn organik tanah mempunyai kandungan 58% C, oleh karena
itu rata-rata bahan organik tanah pertanian berkisar 2—6%.
Penambahan residu atau
sisa-sisa hewan dan perombakan bahan organik tersebut oleh jasad mikro perombak
tanah. Ada proses perombakan bahan sisa, tumbuhan dihancurkan menjadi bentuk
melarut atau menguap yang dapat hilang dari tanah. Hewan biasanya dianggap
sebagai sumber bahan organik kedua.
Berdasarkan uraian
diatas, maka praktikum mengenai kandungan bahan organik perlu untuk dilakukan.
B.
Tujuan dan Manfaat
Praktikum
kandungan bahan organik bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan organik pada
sampel tanah berdasarkan penelitian
di laboratorium.
Manfaat dari praktikum kandungan
bahan organik adalah praktikan dapat mengetahui bahan organik yang ada dalam
tanah dan dapat digunakan oleh mahasiswa lain sebagai referensi studi.
II.TINJAUAN PUSTAKA
a.
Bahan
Organik
Usaha
yang dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan melakukan
pemupukan menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang
tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai lain yaitu dapat
memperbaiki sifat – sifat fisik tanah (G,subowo, 2010)
Penambahan
bahan organik sangat penting untuk mempertahankan produktivitas tanah, karena
dapat menentukan ketersediaan hara dalam tanah, memperbaiki sifat kimia,
fisika, dan biologi tanah akan tetapi dipihak yang lain bahan organik dapat
mempengaruhi efektifitas herbisida dalam mengendalikan gulma (Baidhawi,2014).
Dekomposisi merupakan proses penting yang menentukan
pengaruh bahan organik terhadap tanah maupun tanaman. Bahan organik yang cepat
terdekomposisi dapat menyuplai sejumlah besar nutrisi pada periode awal
pertumbuhan tanaman, namun tidak banyak membantu pemelihara-an sifat fisik
tanah. Sedangkan bahan orga-nik yang lambat terdekomposisi akan mem-berikan
kontribusi yang sebaliknya (Susanto, et al, 2014).
Penggunaan bahan organik (BO) yang berasal dari
sampah kota sebelumnya telah banyak diuji / diaplikasikan pada beberapa tanaman
melalui beberapa penelitian dan memberikan pengaruh yang signifikan, berbeda
halnya dengan BO yang berasal
dari
rumput laut, belum cukup informasi mengenai pengujian BO rumput laut terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman (Nainggolan,
et al, 2013).
Nilai energi aktivasi
juga dipengaruhi oleh jenis bahan organik dan penggunaan lahan. Energi aktivasi
lebih tinggi pada perlakuan pemberian bahan organik yang dicampur dengan bahan
organik asal kacang tanah dan penggunaan tanah untuk ubikayu kurang dari 10
tahun (Wijanarko, et al,
2012).
b.
Manfaat Bahan organik Bagi Tanaman
Usaha
yang dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan melakukan
pemupukan menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang
tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai lain yaitu dapat
memperbaiki sifat – sifat fisik tanah (Roidah, 2013).
Untuk
mengatasi permasalahan P tersebut dapat dilakukan dengan pemberian bahan
organik yang berfungsi untuk melepaskan jerapan P oleh fraksi amorf sehingga
unsur P tersedia bagi tanaman. Karena itu dilakukan penelitian tentang
penambahan bahan organik untuk meningkatkan produktivitas Andisol (Irawan, et
al, 2016).
penambahan bahan organik sebagai upaya meningkatkan
ketersediaan N, memperbaiki kualitas tanah dan memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah. Karena bahan organik sendiri merupakan sumber koloid organik
yang memiliki banyak keunggulan seperti mampu menyediakan hara makro dan mikro,
dapat menghelat unsur logam yang bersifat racun, meningkatkan kapasitas
menyangga air, meningkatkan nilai KTK, merupakan sumber energi bagi aktivitas
organisme tanah, serta bersifat ramah lingkungan karena berasal dari residu
mahkluk hidup dan limbah pertanian seperti jerami padi dan kulit kakao atau
limbah peternakan seperti kotoran unggas (Nariratih, et al, 2013).
Untuk
meningkatkan produktivitas
lahan kering pada tanah ultisol, maka selain pemupukan dengan N, P, dan K juga
perlu dilakukan pemberian bahan organik, karena pemberian bahan organik selain
menjadi sumber unsur hara makro seperti N, P, dan K juga mengandung unsur hara
mikro yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman (Safuan, et al, 2012).
Pupuk
kompos yang dipakai berasal dari kompos jamur, pupuk kandang dari kotoran sapi,
sedangkan custom-bio merupakan teknologi bakteri bermanfaat memperbaiki tanah,
mengaktifkan bakteri genus Trichoderma sp dan bakteri genus Bacillus sp
(Zulkarnain,et al, 2013).
c.
Sumber
Bahan Organik
Tanah secara fisik dapat melindungi tanah dari
biodegradasi karena lokasinya yangberada di mikroagregat tanah. Meskipun tidak
nyata hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kandungan bahan
organik pada pola tanam padi – semangka. Hal ini diperolehdari dekomposisi
jerami terjadi selama pertumbuhan semangka berlangsung (Pardosi, et al, 2013).
Cukup tersedianya hujan
pada awal aplikasi bahan organik sampai dengan minggu kedua pertumbuhan tanaman
jagung dapat menyebabkan tercucinya sebagian polifenol yang terkandung dalam
bahan organik (Dewi,et al, 2014).
Waktu
yang diperlukan oleh bahan organik sehingga menjadi pupuk organik yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman dikarenakan diperlukan waktu oleh mikroba untuk
melakukan proses dekomposisi bahan organik. Banyak bahan organik yang tersedia
dialam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan organik, setiap sisa-sisa tubuh
makhluk hidup dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan pupuk organik (Sudjana,
Briljan,2014).
Bahan organik
merupakan komponen –komponen tanah yang bersumber dari sisa tanaman dan hewan
yang terdapat di dalam tanah. Keberadaan bahan organik di dalam tanah akan
memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah, dan penambahan bahan organik kedalam
tanah akan lebih di tujukan pada perbaikan sifat fisik tanah tersebut (Universitas andalas, 2011).
Bahan organik dapat
memperkecil kerapatan isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan dari
pada mineral dan bahan organik juga memperbesar porositas tanah. Semakin tinggi
bahan organik tanah akan semakin rendah bulk density dan semakin tinggi
porositasnya (Evarnaz, et al, 2014).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum
kandungan bahan organik tersebut dilakukan pada hari minggu tanggal 05 juni
2016 sekitar pukul 09.00 – selesai dan bertempat di Lab Ilmu Tanah
Universitas Halu Oleo, Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Alat dan Bahan
Tabel 1.1 alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1
|
Erlenmeyer 250
ml
|
Tempat larutan
|
2
|
Timbangan
|
Untuk
menimbang sampel tanah.
|
3
|
Pipet 10 ml
|
Untuk
mengambil cairan
|
Tabel 1.2 bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
|
Nama
Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Sampel
tanah
|
Sebagai
objek pengamatan.
|
2
|
Tissue
|
Untuk mengeringkan labu ukur.
|
3
|
Aquades
|
Untuk mengencerkan sampel tanah
|
4
|
K2Cr2O7
|
Sebagai larutan
|
5
|
H2SO4 pekat
|
Sebagai larutan
|
C. Prosedur Kerja
|
Di
timbang sampel tanah sebanyak 2,5 gram
|
Di
masukkan kedalam labu ukus 50 ml
|
Di tambahkan larutan K2Cr2O7
1 N sebanyak 2,5 ml
|
Di tambahkan larutan H2SO4
pekat sebanyak 2,5 ml
|
Di encerkan dengan air bebas ion
|
Di
ukur absorbansi larutan jernih
|
Hasil Pengamatan
|
Di simpan
selama 24 jam
|
D. Analisis Data
Lapisan
I
y = 0,001x + 0,056
0,143 = 0,001x + 0,056
0,001x = 0,143 - 0,056
Ppm kurva x =
=
= 87
Fk =
=
=
= 1,015
C- organic = ppm x
x
Fk
= 87 x
x 1,015 = 1,77
Lapisan II
y = 0,001x +
0,056
0,087 = 0,001x
+ 0,056
0,001x =0,087 - 0,056
Ppm kurva x =
=
= 31
C- organik = ppm x
x Fk
= 31
x
x 1,04 = 0,65
Lapisan III
y = 0,001x +
0,056
0,079 = 0,001x
+ 0,056
0,001x =0,079 - 0,056
Ppm kurva x =
=
= 23
Fk =
=
=
= 1,02
C- organik = ppm x
x Fk
= 23 x
x 1,02 = 0,47
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil
pengamatan pada kandungan bahan organik adalah sebagai berikut:
Tabel Hasil Pengamatan.
No
|
Horison
|
Absorbansi
|
Kadar Air
|
Bobot Sampel
|
1
|
O
|
0,143
|
1,45
|
250 mg
|
2
|
A
|
0,087
|
3,97
|
250 mg
|
3
|
E
|
0,079
|
2,14
|
250 mg
|
Tabel Standar Regresi
Konsentrasi Kandungan Bahan Organik.
Ppm
|
ABS
|
0
|
0.055
|
50
|
0.126
|
100
|
0.205
|
150
|
0.287
|
200
|
0.367
|
250
|
0.413
|
Berdasarkan hasil
pengamatan dan perhitungan kandungan bahan organik, dapat diamati pada tabel
berikut:
No.
|
Lapisan
|
Ppm
|
Fk
|
%
C-Organik
|
1
|
O
|
87
|
1.015
|
1.77
|
2
|
A
|
31
|
1.04
|
0.65
|
3
|
E
|
23
|
1.022
|
0.47
|
B.
Pembahasan
Bahan
organik tanah adalah hasil dekomposisi dari organisme yang hidup yang tersusun
dari campuran polisakarida, lignin, protein dan bahan orgaik yang berasal dari
batuan dan mineral. Banyak sedikitnya bahan organik dalam tanah banyak mempengaruhi
sifat-sifat tanah seperti daya penahanan air, kapasitas jerapan kation,
kapasitas penyediaan unsur-unsur N, P dan S, stabilitas srtuktur tanah, aerasi
tanah dan sebagainya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi
bahan organik ialah proses terbentuknya yang terdiri dari 2 sumber, yaitu
sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang,
ranting, daun, bunga, dan buah.. Jaringan tanaman ini akan mengalami
dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta di inkorporasikan dengan
tanah. Tumbuhan tidak saja sebagai sumber bahan organik tanah, tetapi juga
sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup. Sumber sekunder bahan organik
adalah binatang. Fauna atau binatang terlebih dahulu harus menggunakan bahan
organik tanaman. Setelah itu barulah binatang menyumbangkan pula bahan
organiknya. Berbeda sumber bahan organik tanah tersebut akan berbeda pula
pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan
komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut.
Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan
sebagian besar tersusun dari air yang beragam dari 60-90% dan rata-rata
sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25% dari hidrat arang 60%, protein 10%,
lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Dengan demikian
terjadi ketidakseimbangan masukan bahan organik dengan kehilangan yang terjadi
melalui dekomposisi yang berdampak pada penurunan kadar bahan organik dalam
tanah.
Berdasarkan percobaan untuk mengetahui kandungan
bahan organik, pada lapisan I memiliki nilai absorbansi sebesar 0.143 sedangkan
pada lapisan II memilki nilai absorbansi sebesar 0,087 dan lapisan III memiliki
nilai absorbansi 0,079 dan selanjutnya mencari nilai ppm kurva x dengan
menggunakan rumus yang ditetapkan. Adapun nilai ppm kurva x pada lapisan I
yaitu 87, lapisan II yaitu 31 dan lapisan III yaitu 23. Ketiga lapisan tersebut
memiliki FK absorbansi berturut-turut dari lapisan I–III yaitu 1,015, 1,04 dan
1,022.
Hasil dari nilai absorbansi, FK dan ppm kurva digunakan untuk mencari % C- organik.
Adapun hasil dari % C- organik pada lapisan 1 yaitu 1,77 dan untuk lapisan II
yaitu 0,65 dan lapisan III 0,47. Hal ini
menunjukan bahwa kandungan bahan organik pada lapisan I lebih tinggi, ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sifat, jumlah bahan organik yang
dikembalikan, kelembaban tanah, temperatur tanah, tingkat aerasi tanah,
topografi, dan sifat penyedia unsur-unsur hara.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kandungan
bahan organik tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain iklim tipe
penggunaan lahan, relief, land form, aktivitas manusia.C/N adalah salah satu
parameter yang dapat digunakan untuk mencirikan kualitas bahan organik. Metode
yang digunakan dalam praktikun ini adalah metode Walkey and Black yang
menggunakan tahapan antara arti nyata kandungan bahan organik yang ditentukan
oleh besarnya C-organik hasil titrasi yang kemudian dikalikan dengan konstanta
tertentu.
B.
Saran
Tanah yang mengandung bahan organik
rendah dalam tanah dalam pengelolaannya sebaiknya dilakukan dengan pemberian
pupuk sehingga vegetasi yang akan dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Baidhawi.
2014. Persistensi herbisida metolachlor
pada tanah yang berbeda kandungan
bahan organik. Universitas Malikussaleh Lhokseumawe. Aceh.
Dewi,
E. K., Y. Nuraini, E. Handayanto. 2014. Manfaat Biomasa Tumbuhan Lokal Untuk Meningkatan
Ketersediaan Nitrogen Tanah Di Lahan Kering Malang Selatan. Jurnal
Tanah dan Sumberdaya Lahan. Vol. 1.hal
17-26.
Evarnaz,N.,
B. toknok, S. Ramlah. 2014. Sifat Fisik Tanah Di Bawah Tegakan Eboni Pada Kawasan
Cagar Alam Pangi Binangga Kabupaten Parigi Moutong. Warta Rimba. Vol 2 No 2 ISSN
2406-8373.
G,
Subowo. 2010. Strategi Efisiensi Penggunaan Bahan Organik Untuk Kesuburan Dan Produktivitas Tanah Melalui
Pemberdayaan Sumberdaya Hayati Tanah. Irawan,
Ahmad, et al. 2016. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Perubahan Sifat Kimia Andisol, Pertumbuhan
Dan Produksi Gandum. Jurnal
Sumberdaya Lahan Vol. 4 No. 1 ISSN 1907-0799.
Irawan,
A., Y. Jufri, Zuraida. 2016.Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Perubahan Sifat Kimia Andisol,
Pertumbuhan dan PRoduksi Gandum. Jurnal Kawista. Vol.1. Hal 1-9.
La
Ode Safuan., Buluddin, N. W. S. Suliartini. 2012. Pengaruh Residu Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Kacang Panjang. Jurnal Agroteknos
Vol.2.No.1 ISSN 2087-7706.
Nainggolan,
desmariana,. A. Tjoa, A. H. Noer. 2013. Uji Penggunaan Bahan Organik Sumber Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bibit
Nangka. Jurnal Agrotekbis. ISSN 2338-3011.
Nariratih,intan.,
MBB. Damanik, G. Sitanggang. 2013. Ketersediaan Nitrogen Pada Tiga Jenis Tanah Akibat Pemberian Tiga
Bahan Organik Dan Serapannya Pada
Tanman Jagung. Jurnal Online Agroteknologi. Vol.1, No.3 ISSN 2337- 6597.
Pardosi,
E., Jamilah, K.S. Lubis. 2013. Kandungan Bahan Organic Dan Beberapa Sifat Fisik Tanah Sawah Pada Tanam Padi-Padi
Dan Padi Semangka. Jurnal Online Agroteknologi. Vol.1,No. 3. ISSN. 2337-6597.
Roidah,
I. Syamsu. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah. Jurnal
Universitas Tulungung Bonorowo. Vol. 1. No.1.
Sudjana,
Briljan. 2014. Penggunaan Azolla Untuk Pertanian Berkelanjutan. Jurnal ilmiah
Solusi. Vol. 1 No. 3.
Susanto,
eko., N. Herlina, N. E. Suminarti. 2014. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Ubi Jalar Pada Beberapa Malam dan Waktu
Aplikasi Bahan Organik. Jurnal
Produksi Tanaman. Vol.1 No. 5 hlm.412-418.
Victorious.
2012. Penetapan Status P, K dan C organic
Untuk Tanah Organik dan Anorganik. Universitas Unijoyo. Madura.
Wijanarko,
Andy., B. H.P. Purwanto, D. Shiddieq, D. Indradewa. 2012. Pengaruh Kualitas Bahan
Organik Dan Kesuburan Tanah Terhadap Mineralisasi Nitrogen Dan Serapan N Oleh Tanaman Ubi Kayu Di Ultisol.
Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Zulkarnain,
Maulana., M. Prasetya. Soemarno. 2013. Pengaruh kompos, pupuk kandang , dan custom-bio terhadap sifat
tanah, pertumbuhan dan hasil tebu (saccharum
officinarum L.) Pada entisol di kebu ngarangkah-pawon,Kediri). Indonesia
Green Technologi Journal. Vol.2 No.1
ISSN. 2338-1787.