Minggu, 05 Juni 2016

Laporan Praktikum DDIT kadar air



LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
IV.Kadar Air

OLEH:
JERLIANTI MANDA’
M1B1 15 013







UNIT LABORATORIUM ILMU TANAH
JURUSAN ILMU LINGKUNGAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah memiliki peranan penting bagi kehidupan makhluk hidup.Makhluk hidup tidak dapat berpijak jika tidak ada tanah. Tanah adalah bagian permukaan kulit bumi yang merupakan tempat kegiatan organisme.Manusia dan hewan darat melakukan kegiatan seperti hidup, tumbuh dan berkembang, dan kegiatan lainnya di atas tanah. Tanaman jugamembutuhkan tanah sebagai media tumbuh tanaman.
Tanah menyediakan air dan unsur hara yang baik bagi tanaman. Tanah juga memiliki peranan penting dalam siklus hidrologi, air hujan. Dalam siklus hidrologi, air hujan yang jatuh mencapai tanah tanah akan mengalami infiltrasi. kondisi tanah menentukan jumlahair yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah seperti pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. %elain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian besartergantung padakemampuan tanah menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterimake bawah. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gayaadhesi, kohesi dan graitasi, maka air tanah dibedakan menjadi air higroskopis, air kapiler dan air gravitasi.

B. Tujuan dan Manfaat
Untuk menetapkan kadar air contoh tanah berdiameter * mm, untuk menetapkan kapasitas lapang contoh tanah berdiameter * mm.+, untuk menetapkan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetri.
Mengetahui kadar air yang terdapat dalam contoh tanah kering angin, kapasitas lapang dan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetric (perbandingan massa air dengan massa padatan tanah) atau disebut berdasarkan % berat.
                                                               

















II.TINJAUAN PUSTAKA
Kadar air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron (Adelina Marpaung, Corry.2011).
Kadar  air  tanah  dinyatakan  dalam  persen  volume  yaitu persentase  volume  air  terhadap  volume  tanah.  Cara  ini mempunyai  keuntungan  karena  dapat  memberikan gambaran  tentang  ketersediaan  air  bagi  tanaman  pada volume  tanah  tertentu.  Cara  penetapan  kadar  air  dapat dilakukan  dengan  sejumlah  tanah  basah  dikeringkan didalam oven pada suhu 100 áµ’C – 110 áµ’C untuk waktu tertentu. Air  yang  hilang  karena  pengeringan  merupakan  sejumlah air yang terkandung dalam tanah  tersebut. Air irigasi yang memasuki  tanah  mula-mula  menggantikan  udara  yang terdapat  dalam  pori  makro  dan  kemudian  pori  mikro (Riyal, Gusdi,et all.2014).
Peningkatan kadar air yang  hilang disebabkan karena suhu pemanasan yang dinaikkan, dimana tingkat penguapan yang terjadi semakin besar dan juga disebabkan peningkatan lama waktu pemanasan. Jumlah kadar air yang hilang dinyatakan dalam persen. Kadar air minimum yang hilang terjadi pada pemanasan 30 áµ’C dengan waktu pemanasan selama 8 jam yaitu sebesar 11,492 % dan kadar air maksimum yang hilang terjadi pada pemanasan dengan suhu 120 áµ’C dengan waktu pemanasan selama 72 jam yaitu sebesar 125,682 % ( Sukiman, Nurdin.2011).
Varietas yang memiliki ketahanan terhadap kadar air tanah yang kurang optimal memungkinkan untuk berproduksi secara baik pada lahan-lahan kering. Pengaturan kadar air tanah pada waktu-waktu tertentu yang tidak kritis bagi tanaman memungkinkan untuk mencukupi kebutuhan air pada lahan yang luas pada musim kemarau secara produktif. Klasifikasi kadar air tanah meliputi air tersedia,air tidak tersedia, air higroskopis, air adhesi.air tersedia terdapat pada kisaran kapasitas dan titik layu permanen (pF 2,54 – 4,17), air tidak tersedia yaitu air yang berada pada tegangan diatas titik layu permanen ( pF > 4,17(Cut Nur Ichsan1.2010).
Pemberian air pada tanaman secara tepat adalah salah satu prasyarat dalam pengelolaan sistem irigasi yang baik dan efisien untuk budidaya tanaman. Tingkat pemberian jumlah air irigasi yang cukup, sangat mempengaruhi hasil produksi dan prduktivitas tanaman. Pemanfaatan irigasi sprinkler yang disertai sistem kontrol secara otomatis dengan sensor kadar air tanah, sangat tepat dalam penunjang pemberian air yang sesuai dengan kebutuhan air tanaman. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan fungsional untuk desain sistem jaringan irigasi dan sistem kontrol, serta pendekatan struktul untuk menentukan dimensi jaringan dan jarak antar nozel (Sitti Nur Faridah, et all.2014).
Kadar air tanah aktual dari lapangan diukur menggunakan metode gravimetri. Penentuan kadar air pada kondisi kapasitaslapang dilakukan dengan menyiram satu pot tanah (dengan berat sekitar 1700 g) dengan sejumlah air sampai tergenang, air dibiarkan menetes melewati lubang-lubangpot sampai tidak terjadi tetesan. Peningkatan kadar airtanah 40 hingga 80 % dari kondisi kapasitas lapang terus meningkatkan dengantajam kelimpahan nematoda parasit tumbuhan, dan mulai berkurang ketika tanah menjadi lembab dengan kadar air mencapai 100 % kapasitas lapang kemudian ditimbang beratnya. Kadar air tanah perlakukan yaitu relatif terhadap kondisi kapasitas lapang diketahui dari bobotnya. Untukmengontrol agar kadar air sesuai dengan perlakuan yang ditetapkan (I Gede Swibawa, et all.2010).
Selain itu, dalam konteks perubahan iklim dapat disebutkan bahwa aktivitas mikrob dan respirasi tanah yang menghasilkan emisi CO2 sangat dipengaruhi oleh tingkat kekeringan tanah pada lapisan atas (Seneviratne et al. 2010). Meskipun sangat bermanfaat, aplikasi DI di Indonesia akan memiliki banyak kendala mengingat pemantauan data kadar air tanah pada kawasan hutan tidak sebanyak pemantauan iklim dan cuaca (Muh Taufik,et all.2012).
Pengujian kadar air tanah yang paling sering dipakai dalam bidang teknik sipil adalah metode gravimetric. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka kini dikembangkan sebuah alat sensor uji kadar air tanah yang disebut gypsum block, di mana alat tersebut dapat ditanam langsung di tempat yang akan diukur kadar airnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persamaan kalibrasi gypsum block dan koefisien korelasi gysum block. Sampel tanah yang dipakai pada penelitian ini berasal dari Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah Provinsi NTT dan variasi kadar air yang dipakai adalah sebesar 15%, 20%, 30,7% dan 40% dengan jumlah sampel sebanyak 20 sampel (Tri M.W. Sir, et all.2012).
Nilai RMS error pada iterasi ke 3 untuk masing-masing kadar air adalah sebesar 5,1% untuk kadar air 22%; 5,7% untuk kadar air 27%; dan 3,5% untuk kadar air 32% dengan rentang nilai resistivitas antara 13,5 - 468 Ωm.. Nilai resistivitas akan terpengaruh oleh jumlah kadar air. Semakin besar kadar air yang terkandung dalam tanah maka nilai resistivitasnya akan semakin menurun kecuali pada lapisan vertikal nilai resistivitasnya tidak konstan (Heni Dewi, Saidah.et all.2014).
Kadar air berpengaruh pada perubahan stabilitas lereng dimana semakin besar kadar airnya maka angka keamananya semakin rendah. Sehingga untuk menjadi aman sudut lereng kritisnya harus lebih kecil (lereng lebih landai) Pengaruh beban dinamis ditunjukkan dengan semakin tidak amannya lereng dengan kemiringan yang sama tanpa beban dinamis angka keamanan semakin menurun seiring dengan bertambahnya sudut kemiringan lereng, selain itu angka keamanan menjadi semakin turun akibat adanya beban dinamis pada lereng. Kadar air juga berpengaruh terhadap angka keamanan. Pada keadaan kadar air optimum, angka keamanan lebih besar daripada keadaankadar air pada kondisi plastis (Yulvi Zaika,et all.2011).





III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.    Tempat dan Waktu
Praktikum kadar air tanah, tersebut dilakukan pada hari minggu tanggal 22 Mei 2016 sekitar pukul 09.00 – selesai dan bertempat  di Lab Ilmu Tanah Universitas Halu Oleo Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
B.     Alat dan Bahan
Tabel 1.1 alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
Nama Alat
Kegunaan
1
Kaleng Timbang
Untuk menyimpan sampel tanah.
2
Timbangan
Untuk menimbang sampel tanah
3
Oven
Untuk mengeringkan sampel tanah

Tabel 1.2 bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
Nama Bahan
Kegunaan
1
Sampel tanah utuh
Sebagai objek pengamatan.
2
Tissue
Untuk mengeringkan gelas ukur











C.    Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum kadar air tanah yitu sebagai berikut:
1.      Menimbang cawan petridish kosong (a gram), kemudian dimasukkan tanah kering udara sebanyak 5 gram (b gram).
2.      Dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 ˚C selama 24 jam.
3.      Menimbang sampel tanah yang dikeluarkan dar dalam oven (c gram).
4.      Menghitung kadar airnya dengan rumus:
Kadar Air = berat tanah kering udara – berat tanah kering oven
Berat tanah kering udara


D.    Analisis Data
Analisis data kadar air dapat diuraikan sebagai berikut :
·         Horison O
Kadar Air =  berat tanah kering udara – berat tanah kering oven × 100 %
Berat tanah kering udara

= 8,29g - 8,17g ×100 %
         8,29g

= 1,45 %
·         Horison A

Kadar Air        =  berat tanah kering udara – berat tanah kering oven × 100 %
Berat tanah kering udara

 = 8,32g 7,99g × 100  %
                         8,32g

 = 4 %

·         Horison E

Kadar Air =  berat tanah kering udara – berat tanah kering oven × 100%
Berat tanah kering udara

= 8,39g 8,21g × 100%
                        8,39g

= 2,1 %













IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
No.
Horizon
Berat cawan
Berat tanah
Berat cawan + tanah (basah)
Berat cawan + tanah (kering)
1.
O
3,29
5
8,29
8,17
2.
A
3,32
5
8, 32
7,99
3.
E
3,29
5
8,39
8,21

B.     Pembahasan
              Kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Walaupun penentuan kandungan air tanah didsarkan pada pengukuran gravimetrik, tetapi jumlah air lebih mudah dinyatakan dalam hitungan volumetrik seperti nisbah air (water ratio). Konsistensi tanah dan kesesuaian tanah untuk diolah sangat dipengaruhi oleh kandungan air tanah. Demikian pula daya dukung tanah sangat dipengaruhi oleh kandungan air dalam tanah.
              Pada percobaan kadar air digunakan berat tanah pada masing-masing horison sebesar 5 gram. Untuk horison O berat cawan yang digunakan yaitu 3,29 gram dengan berat cawan+ tanah (basa) sebesar 8,29 gram dan berat cawan + tanah (kering) sebesar 8,17 gram. Selanjutnya untuk horison  A berat cawan yang digunakan sebesar 3,32 gram dengan berat cawan+ tanah (basa) sebesar 8,32 gram dan berat cawan + tanah (kering) sebesar 7,99 gram. Dan pada horison yang terakhir yakni horison O, berat cawan yang digunakan sebesar 3,29 gram dengan berat cawan+ tanah (basa) sebesar 8,39 gram dan berat cawan + tanah (kering) sebesar 8,21 gram.
              Sebagai alternatif, volume air yang ada pada satu unit volume dapat dijadikan ukuran kandungan air tanah yang biasa digunakan dalam  studi-studi tanah adalah perbandingan tanpa dimensi atau presentasi, sehingga membuat defenisi gravimetrik dan volumetrik menjadi tidak sama. Dengan demikian, penting untuk menyatakan kandungan air tanah secara spesifik, apakah berdasarkan perbandingan dua massa (gravimetrik) atau dua volume ( Volumetrik).
              Dari hasil yang diperoleh, kandungan air di dalam tanah dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah dan kedalaman solum. hal ini sesuai dengan pendapat hanafiah (2007) yang menyatakan bahwa kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organic tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar air juga air juga semakin tinggi.







V. PENUTUP
a.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum kadar air dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor lain yang penting dalam proses  transpirasi ini adalah jumlah air yang tersedia. Jika jumlah air selalu tersedia secara berlebihan dari yang diperlukan oleh tanaman selama proses transpirasi ini, maka jumlah air yang ditranspirasikan akan lebih besar dibandingkan apabila tersedianya air dibawah keperluan. Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.
b.      Saran
              Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya alat dan bahan praktikum harus tersedia lengkap, demi mempermudah dan membantu para praktikan dalam melakukan percobaan serta menjamin kelacaran praktikum.






DAFTAR PUSTAKA
Dewi, saidah heni. 2014. Pengaruh kadar air tanah lempung terhadap nilai            reaktivitas/       tahanan jenis fisik dengan metode ERT (Elektrical Resistivity     Tomography).             Universitas Brawijaya. Malang.
 Gusdi, riyal. 2014. Teknologi pemberian air pada bedengan berdasarkan kadar air           kapasitas lapang tanah. Politeknik pertanian negeri payukumbuh. Tanjung     patih.
M.W sir, tri. 2012. Penggunaan gypsum block untuk mengukur kadar air pada tanah         lempung. Universitas nusa cendana.
Nurdin, sukirman. 2011. Analisis perubahan kadar air dan kut geser tanah gambut            lalombi akibat pengaruh temperature dan waktu pemanasan. Universitas        tadulako. Palu.
Nur, faridah siti. 2014. kinerja system kontrol kadar air tanah pada operasi system             irigasi sprinkler. Universitas hasanuddin. Makasar.
Nur, ichsan cut. 2010. Respon kedelai kultivar kipas putih dan wilis pada kadar air             tanah   yang berada terhadap pertumbuhan dan hasil. Unsyiah. Banda Aceh.
Swibawa, I gede. 2010. Pengaruh kadar air tanah control terhadap kelimpahan     nematode         parasit tumbuhan. Universitas lampung. Bandar lamapung
Taufik, Muh. 2012. Interpretasi kandungan air tanah untuk indeks kekeringan:       implikasi untuk pengelolan ebakaran hutan. IPB. Bogor.
Zeika, yulvi. 2011. Pengaruh beban dinamis dan kadar air tanah terhadap reabilitas         lereng pada tanah lempung berpasir. Universitas brawijaya malang. Malang.
Zurhalena. 2010. Distribusi pori dan permeabilitas ultsol pada beberapa umur        pertanaman. Universitas Jambi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar