Minggu, 01 Mei 2016

Laporan lengkap praktikum DDIT pengamatan profil tanah dan proses pengambilan sampel tanah



LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
1.Pengamatan Profil Tanah dan Pengambilan Sampel


OLEH:
NAMA           :JERLIANTI MANDA’
STAMBUK   :M1B1 15 013


 


UNIT LABORATORIUM ILMU TANAH
JURUSAN ILMU LINGKUNGAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016
I. PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari  4 komponen bahan utama yaitu mineral (litosfer sebanyak 45 %), air (hidrosfer sebanyak 25 %), udara (atmosfer sebanyak 25 %) dan bahan organik (biosfer sebanyak 5%).
Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya.
Pengambilan sampel tanah atau merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Pengambilan sampel tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah.




B.  Rumusan Masalah
a.       Pengamatan profil tanah
b.      Pengambilan sampel
C.  Tujuan dan Manfaat
a.      Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah pengamatan langsung di lapangan mengenai Profil Tanah dan untuk mengamati lapisan- lapisan tanah serta pengambilan sampel.
b.      Manfaat
Kegunaan praktikum adalah sebagai bahan informasi dan merupakan bahan perbandingan antara materi kuliah dan praktikum yang dilakukan di lapangan terutama tentang profi - profill tanah dan pengambilan sampel.






II. TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Tanah
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jazad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula (Setiana, 2010).
Tanah adalah material yang tidak padat yang terletak di permukaan bumi, sebagai media untuk menumbuhkan tanaman (SSSA, Glossary of Soil Science Term). Tanah sebagai tubuh alam mempunyai berbagai macam fungsi utama, diantaranya: pertama sebagai media tumbuh tanaman yang menyediakan hara dan air (Yunesmi, 2013).
Tanah merupakan modal dasar bagi kehidupan manusia. Sebagai sebuah modal dasar, maka tanah memiliki dua fungsi: fungsi produksi dan fungsi non produksi (Zakie, 2011).
B.     Faktor-faktor Pembentuk Tanah
            Di dalam buku yang ditulis oleh Jenny (1941) “Factors of Soil Formationik”disampaikan hipotesis yang menggambarkan gagasan-gagasan tentang pembentukan tanah, yang bersumber pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dokuchaev dan pakar-pakar tanah Rusia yang lain (Glinka dan Sibirtzev). Hipotesis tersebut adalah bahwa tanah terbentuk sebagai hasil interaksi dari banyak faktor, yang paling penting daripadanya adalah:  Iklim (C), Organisme (0), Relief (R), Bahan induk (P), Waktu (T) (Anonim,Universitas Gadjah Madah).
            Tanah  terbentuk dari pencampuran berbagai macam komponen penyusun apabila dinyatakan dalam persen % volume komposisi tanah ideal adalah terdiri dari 45%, bahan organik 5%, udara 20-30%, dan air 20-30% walaupun komposisi bahan organik paling kecil dibanding bahan lainnya namun bahan organik memainkan banyak peranan penting dalam tanah baik ciri fisik, kimia, maupun biologi tanah. (Hermanto,2011)
            Tanah terbentuk dari bahan induk dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya ada 5 faktor pembentuk tanah yaitu iklim (climate), bahan induk (parent material), organisme (organism), topografi (ralief), dan waktu (time) (juswanto, 2014)        
C.    Teknik Pengambilan Sample
pengambilan contoh tanah selain contoh tanah pada profil, juga pengambilan contoh tanah diluar profil secara komposit yaitu contoh tanah yang dikumpulkan dari beberapa titik pengamatan yaitu 8 anakcontoh tunggal yang diambil dari hamparan lahan kering yang diamati pada kedalaman (0-20) cm dicampur merata menjadi satu contoh yang homogen .Untuk hamparan lahan kering yang seragam/homogen satu contoh tanah komposit dapat mewakili 5-8 ha lahan kering (Hariyanro, 2012)
Pengambilan cuplikan tanah. Dilakukan dengan jalan mendiskripsi profil tanah,kemudian mengambil cuplikan tiap lapisan/horison tanah yang diperlukan kirakira (2-3 kg) guna kebutuhan analisis laboratorium. Cuplikan tanah terusik untu kebutuhan analisis kimia tanah dan cuplikan tanah tak terusik untuk kebutuhan analisis fisik tanah. Cuplikan tanah diambil perhorison dimulai dari horison paling bawah sampai kehorison teratas kemudian diberi kode per label (Resman, 2011).
Pengambilan sampel tanah untuk mengetahui sifat fisik tanah dibagi menjadi dua jenis yaitu:
·         Sampel tanah utuh yang digunakan untuk menganalisis bulk densiy, permeabilitas tanah, serta porositas tanah, yang dilakukan dengan cara menggunakan ring sampel. Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan cara mengambil tanah yang ada di bawah tegakan eboni, kemudian bersihkan tanah dari seresah dan rumput lalu meletakan ring sampel di atas tanah.
·         Ring sampel dimasukan ke dalam tanah dengan menggunakan martil, setelah itu angkat ring sampel dengan menggunakan sekop beserta tanah yang ada di dalamnya, kemudian ring yang berisi tanah diratakan dengan cutter sehingga kedua permukaan benar-benar rata dengan bibir ring sampel. Selanjutnya kedua ujung ring ditutup dengan menggunakan tutup ring yang terbuat dari plastik, kemudian di beri label (Evarnaz,et all, 2014).
D.    Sifat Fisik dan kimia Tanah
Sifat fisika dan ciri kimia tanah adalah: tekstur, berat volume (BV), Kandungan Bahan Organik (BO), Total Ruang Pori (TRP), Permiabilitas, persen Agregasi, pH,H2O, pH KCl, N total, P tersedia, K-dd,basa-basa, dan KTK tanah (Adrinal,et all, 2012).

Semua pedon lahan kering secara umum bereaksi agak masam sampai netral
Hal ini menunjukkan pencucian lebih intensif jika terjadi hujan karena drainase lebih baik. Walaupun demikian, nilai pH masih tergolong agak masam sebagaimana daerah ini juga merupakan endapan lakustrin. Nilai pH pada horison bagian atas umumnya lebih rendah dari horison bagian bawah sebagai akibat dari pencucian ke bawah solum dan serapan hara oleh tanaman. Pola sebaran pH pedon PLKS justru berbeda dengan pedon PLKM. Perbedaan itu tampak jelas pada nilai pH di horison permukaannya (Nurdin,2012).
Pembahasan tentang sifat kimia sistem tanah, khususnya sistem koloid organik dan inorganik tanah, termasuk reaksi-reaksi erapan dan pertukaran ion, reaksi-reaksi kimia larutan tanah, solvasi liat, sifat- sifat elektrokimia tanah, freaksi-reaksi kimia keseimbangan dan pembentukan tanah, dan kimia interaksi bahan organik- inorganik tanah. Pembahasan sifat-sifat dan reaksi-reaksi kimia tanah ini dihubungkan dengan fungsi tanah sebagai media pertumbuhan tanaman dan fungsi tanah pada sistem lingkungan (Sutandi, 2012).
E.     Horison-horison Tanah
            Tanah tersusun oleh lapisan-lapisan yang disebut horizon tanah. Horizon tanah dapat dibedakan berdasarkan batas perubahan antara horizon satu dengan yang lain. Berikut perbedaan horizon tanah:.
1) Horizon O,yakni horizon tanah yang didominasi oleh bahan organik
2) Horizon A,yakni horizon mineral yang terbentuk di permukaan atau di bawah horizon O yang menunjukkan kehilangan keseluruhan atau sebagian struktur asli batuan.
3) Horizon E, yakni horizon tanah mineral dengan karakteristik khusus, telah terjadi kehilangan lempung silikat,besi aluminium, atau kombinasinya, dan yang tinggal merupakan akumulasi debu atau pasir.
4) Horizon B, yakni horizon tanah yang terbentuk di bawah horizon A,E, atau O yang bersifat rapuh dan memiliki warna value rendah, warna chroma tinggi, atau memiliki hue lebih merah.
5) Horizon C, yakni horizon yang tidak termasuk batuan induk yang keras dan tidak mempunyai sifat-sifat horizon O, A, E, atau B.
6) Horizon R, yakni horizon tanah yang terbentuk dari batuan induk yang keras termasuk granit, basal, quarsitik, dan batuan kapur keras (Kurniawan,2010).
                Tanah merupakan tubuh di permukaan bumi yang tersusun atas horison atau lapisan yang berada di atas bahan induk atau batuan yang terbentuk sebagai hasil interaksi faktor-faktor pembentuk tanah, yang selanjutnya terbentuk dalam horison A,B,C disertai perubahan mneral yang lazim disebut perkembangan tanah (Lubis, 2014).
                Batas horison tanah merupakan zona peralihan di antara dua horison atau lapisan yang saling berhubungan. Biasanya tidak membentuk garis yang jelas. Batas Horison dinyatakan dalam hubungannya dengan kejelasan dan topografi. Batas peralihan horison pada pedon-pedon yang diamati berkisar dari jelas (tebal peralihan 2,5 – 6,5 cm) sampai baur (tebal peralihan > 12,5 cm), dengan batas topografi rata. Batas peralihan dari horison permukaan ke horison di bawahnya adalah jelas sampai baur (Arabia,et all,2012).












III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.    Tempat dan Waktu
Praktikum pengamatan  profil tanah dan pengambilan sampel tersebut dilakukan pada hari sabtu tanggal 23 april 2016 sekitar pukul 09.00 – selesai dan bertempat  di Tahura nipa-nipa  Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
B.     Alat dan Bahan
Tabel 1.1 alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
Nama Alat
Kegunaan
1
Cangkul, Linggis, Sekop
Untuk melakukan penggalian tanah
2
Parang
Untuk membersihkan
3
Ring sampel
Untuk mengambil sampel tanah
4
Meteran kain/ rol
Untuk mengukur
5
GPS/kompas
Untuk mengetahui arah atau lokasi
6
Buku munsel
Untuk menetapkan warna tanah
7
Kamera
Untuk dokumentasi
8
Botol aqua besar
Untuk menyimpan air
9
Jarum pentul
Untuk menahan pita meteran
10
Alat tulis
Untuk menulis hasil pengamatan
11
Spidol besar
Untuk Menulis







Tabel 1.2 bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
Nama Bahan
Kegunaan
1
Air (5 liter)
Untuk membasahi masa tanah
2
Tali rapia
Sebagai tanda warna pada tanah
3
Plastic pembungkus bening
Sebagai tempat sample tanah yang di ambil
4
Kardus indomie
Untuk menyimpan sampah
5
Kantong plastic besar
Untuk menyimpan barang-barang
6
Kertas label
Untuk pemberian tanda













C.    Prosedur Pelaksanaan



Profil tanah

Prosedur kerja pada praktikum profil tanah yaitu sebagai berikut:
 
Mengukur  panjang dan lebar tanah 2 m x 1 m
Di bersihkan

 



Menggali tanah sampai ke batuan induk

                 
 

Menentukan batas horizon tanah
                                                                 
Mengukur kedalaman setiap batasan horison

 


           
Menentukan konsistensi tanah

                                                                 
Mengambil sampel

Menggunakan ring sampel
Mengambil bongkahan tanah
Hasil pengamatan
 







IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
 A.Hasil Pengamatan
 Nomor profil              : 3
 Lokasi                                    : Alang-Alang
 Titik koordinat           : 03o, 57’,250 s,1220 32’’ 31,7’
 a.Penampang Luar
Topografi
Datar
Ketinggian
186 mdpl
Kelerengan
0-8 %
penggunaan lahan
Perkebunan
Vegetasi
Jambu Mete
Aliran permukaan
Lambat
Drainase
Agak lambat
Permeabilitas
Lambat
Banjir
Jarang
Genangan
Tidak
Erosi
Tidak Ada
Bahaya erosi
Ringan
Keadaan permukaan
Pasir berliat
catatan lain









b. Penampang Dalam
Nomor Horison
1
2
3
4
5
Simbol Horison
O
A
B
C
D
Kedalaman Horison (cm)
16 cm
37 cm
26 cm
30 cm
26 cm
Batas Horison
Jelas
Berangsur
Jelas
Berangsur
Jelas
Warna Matriks





Karatan



Ada
Ada
Warna Karatan





Konsistensi
Keadaan Basah
Lengket
Lengket
Lengket
Lengket
Lengket
Keadaan Kering
Tidak Lengket
Lengket
Lengket
Lengket
Lengket
Pori Tanah
Sewdikit
Sedikit
Sangat Sedikit
Sangat Sedikit
Sangat Sedikit
Perakaran
Banyak
Sedikit
Sangat Sedikit
-
-
Solum Profil Tnah (cm)
130

Kedalaman Efektif (cm)
Lapisan tiga











 Nomor profil                   : 24
 Lokasi                                         : Hutan
 Titik koordinat                : 03o, 57’,250 s,1220 32’’ 31,7’






a.       Penampang Luar
Topografi
Datar
Ketinggian
202mdpl
Kelerengan
15-30 %
Penggunaanlahan
Hutan
Vegetasi
UbiHutan
Aliranpermukaan
Lambat
Drainase
Lambat
Permeabilitas
Lambat
Banjir
Jarang
Genangan
Tidak
Erosi
Tidak Ada
Bahayaerosi
Ringan
Keadaanpermukaan
Miring
catatan lain
 -

b. Penampang Dalam
No Horison
1
2
3
4
5
Simbol Horison
O
A
B
C
D
Kedalaman Horison
8/9 cm
34/41 cm
70/92 cm
105/130 cm
149 cm
Batas Horison
Jelas
Berangsur
Jelas
berangsur
berangsur
Warna Matriks





Warna Karatan
Tidak ada 
Tidak ada 
Tidak ada  
ada 
ada 
Konsistensi
Keadaan Basah
Rendah
Kuat
Kuat
Kuat
kuat
Keadaan Kering
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Pori Tanah
Banyak
Banyak
Sedikit
Sangat
 sedikit
Sangat sedikit
Perakaran
Bayak
Banyak
Banyak
Sedikit   
Sedikit  
Solum Tanah
138 cm




Kedalaman Efektif
149 cm





 Nomor profil                    : 12
 Lokasi                                          : Perkebunan
Titik koordinat                   : 03o, 57’,250 s,1220 32’’ 31,7’
a.       Penampang Luar
Topografi
Kemiringan
Ketinggian
 Mdpl
Kelerengan
 %
Penggunaanlahan
Perkebunan
Vegetasi
Jambu Mete
Aliran permukaan
Cepat
Drainase
Cepat
Permeabilitas
Sedang
Banjir
Jarang
Genangan
Tidak
Erosi
Tidak Ada
Bahaya erosi
Tidak
Keadaan permukaan
Berpasir
catatan lain












b.      PenampangDalam
No Horison
1
2
3
SimbolHorison
O
A
E
KedalamanHorison
23cm
64 cm
60 cm
Batas Horison
Jelas
Jelas
Sedikit
WarnaMatriks
Brown
orange 
Brigh brown 
Kerataan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
WarnaKaratan



Konsistensi
KeadaanBasah
Lengket
Tidak terlalu l lengket
Tidak lengket
KeadaanKering
Lunak
Agak keras
Keras
Pori Tanah
Sedikit
Sedikit
Sedikit Sekali
Perakaran
Banyak
Banyak
Sedikit Sekali
Solum Tanah
160 cm


KedalamanEfektif
 90 cm

























B. Pembahasan
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah  dari lapisan paling atas sampai pada lapisan batuan induk tanah (regolit). Horison tanah adalah lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi dan mempunyai ciri-ciri tertentu (khas). Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison tanah.
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam uji tanah, pengambilan sampel tanah bertujuan untuk mendapatkan contoh tanah yang akan di gunakan untuk kepentingan analisis tanah di laboratorium.
Kondisi tanah pada penampang luar untuk lahan alang-alang memiliki ketinggian  186 mdpl, dengan kelerengan 0-8 %, memiliki topografi datar dan berada pada vegetasi jambu mente. Aliran permukaan, drainase, serta permeabilitasnya lambat, jarang terjadi banjir, tidak ada genangan dan erosi, bahaya erosi yang terjadi ringan, sedang keadaan permukaannya pasir berliat.
 Pada penampang dalam memiliki 5 lapisan yaitu: Lapisan 1 atau horison O pada profil tanah ini  mempunyai ke dalaman 16 cm,  dan warna matriksnya berwarna hitam gelap,dengan batasan horison yang jelas, tidak terdapat karatan dan pada konsistensi dalam keadaan basah tanah tersebut lengket sedangkan pada keadaan kering tidak lengket. Pada Lapisan 2 atau horizon A dengan kedalaman 37 cm dan memiliki warna matriks “Orange”,  tidak memiliki karatan dan sedikit pori maupun perakaran. Batasan horison berangsur dan konsistensi pada keadaan basah maupun kering tanahnya tersebut lengket.  Lapisan 3 atau horison B dengan kedalaman horison 26 cm dengan warna matriks “Brigh reddish brown”,  tidak memiliki karatan serta pori dan perakaran yang  sedikit sekali. Memiliki batasan horison jelas dan konsistensi tanah pada keadaan basah lengket sedangkan pada keadaan kering lengket. Pada Lapisan 4 atau horison C dengan kedalaman 30 cm dengan warna matriks kemerah merahan, memiliki batasan horison berangsur dan terdapat karatan,  pori tanah dan perakaran sangat sedikit, dan konsistensi tanah pada keadaan basah lengket sedangkan pada keadaan kering juga lengket. Lapisan tanah 5 atau horison D dengan kedalaman 26 cm dengan warna matriks merah, memiliki batasan horison jelas, memiliki karatan dengan pori tanah maupun perakarannya sangat sedikit serta konsistensi tanah pada keadaan basah maupun kering lengket.
            Pada pengamatan ke dua yaitu pengamatan  penampang luar yang terletak di lahan hutan dengan ketinggian 202 mdpl, dengan kelerengan 15-30 %, dengan topografi miring. Pada pengamatan di lahan hutan memiliki aliran permukaan serta permeabilitasnya lambat, banjir jarang terjadi, genagan dan erosi tidak ada serta bahaya yang terjadi ringan dan keadaan permukaannya miring.
Sedangkan pada penampang dalam pada lahan hutan memiliki 5 lapisan atau horison yaitu: Lapisan 1 atau horison O pada profil tanah  mempunyai ke dalaman 8/9 cm,  dan warna matriksnya tidak ada, dengan memiliki batasan horison yang jelas, tidak terdapat karatan dan pada konsistensi dalam keadaan basah maupun keadaan kering tanah tersebut rendah. Pada Lapisan 2 atau horizon A dengan kedalaman 34/41 cm tidak memiliki warna matriks, tidak memiliki karatan tetapi memiliki banyak pori serta perakaran yang banyak pula. Memiliki batasan horison berangsur dan memilki konsistensi pada keadaan basah tanah tersebut kuat sedangkan pada kedaan kering tanah tersebut tinggi. Lapisan 3 atau horison E dengan kedalaman horison 70/92 cm dengan warna matriks tidak ada. Tidak memiliki karatan dan memiliki sedikit pori serta sedikit perakaran. Batasan horison jelas dan konsistensi tanah pada keadaan basah kuat sedangkan pada keadaan kering tinggi. Pada Lapisan 4 atau horison B dengan kedalaman 105/103 cm dengan warna matriks tidak ada, memiliki batasan horison berangsur,  memiliki banyak karatan  dan pori tanah sangat sedikit dengan perakaran sedikit, dan konsistensi tanah pada keadaan basah kuat sedangkan pada keadaan kering tinggi. Lapisan tanah 5 atau horison C dengan kedalaman 149 cm dengan warna matriks tidak ada, memiliki batasan horison berangsur, memiliki karatan dengan pori tanah yang sangat sedikit dan perakaran yang terdapat sedikit dengan konsistensi tanah pada keadaan basah kuat sedangkan pada keadaan kering juga tinggi.   
            Kondisi tanah pada penampang luar untuk lahan pada perkebunan ketinggianya maupun kelerengan  tidak ada, memiliki topografi kemiringan dan berada pada vegetasi jambu mente. Aliran permukaan dan drainasenya cepat,serta      permeabilitasnya sedang, banjir jarang terjadi, genangan maupun erosi tidak ada, , dan bahaya erosi yang terjadi tidak ada, sedangkan keadaan permukaannya berpasir.
Dalam pengamatan profil tanah untuk penampang dalam yang dilaksanakan di Tahura nipa-nipa ini terdapat 3 horison yakni; horison O, A, dan E.  Lapisan 1 atau horison O pada profil dalam  mempunyai kedalaman 23cm/19cm dengan warna matriks “brown”, warna tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh kandungan bahan organik yang tinggi yang terdekomposisi. penyebab lainnya adalah adanya perbedaan nyata dari sifat tetraktif   ( aksi pembiasan cahaya ) komponen padatan tanah dan udara. Lapisan 2 atau horizon A dengan kedalaman 64cm/53cm dan memiliki warna matriks “Orange”,  tidak memiliki karatan dengan sedikit pori dan perakaran banyak.  Lapisan 3 atau horison E dengan kedalaman horison 60cm/50cm dengan warna matriks “Brigh reddish brown”,  tidak memiliki karatan serta pori dan perakaran yang  sedikit sekali.











V. PENUTUP
A.    Kesimpulan
Profil tanah merupakan irisan lapisan vertikal tanah yang digunakan untuk mengetahui jenis lapisan tanah yang ada di bumi mulai dari lapisan atas sampai pada lapisan batuan induk.
Lapisan-lapisan tanah pada lokasi perkebunan dalam praktikum ini terdiri dari 3 lapisan diantaranya horison O, A, dan E. dimana horison O mempunyai kedalaman 23cm/19cm, horison A 64cm/53cm dan yang terakhir horison E dengan kedalaman 60cm/50cm, pada lokasi alang-alang dan hutan terdapat 5 lapisan yang yaitu lapisan O, A, E, B dan R.
B.     Saran
Untuk pengamatan profil selanjutnya, dalam proses penggalian sebaiknya menggunakan alat/mesin agar lapisan tanah bisa tampak dengan jelas, agar tidak memakan waktu yang lama dalam proses penggaliannya.






DAFTAR PUSTAKA
Adrinal,et all.2012. Perbaikan sifat fisika kimia tanah psamment dengan pemulsaan organik dan olah tanah konservasi pada budidaya jagung.fakultas pertanian universitas andalas. Padang.

Anonim,Universitas Gajah mada.Faktor Pembentuk Tanah.Universitas Gajah mada.Yogyakarta.

Arabia,Teti,et all.2012. Karakteristik Tanah Salin Krueng Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.Fakultas Pertanian Unsyiah.Darussalam Banda Aceh.

Evarnaz,Novita,et all.2014. Sifat Fisik Tanah Dibawah Eboni Pada Kawasan Cagar         Alam Pangi Binangga Kabupaten Parigi Moutong.Universitas Tadulako.Palu.

Hariyanro.2012.Identifikasi Lahan Kering Alfisol Terdegradasi di kabupaten           Bangkalan. program pasca sarjana MIPA universitas Airlangga.     Yogyakarta.
Hermanto.2011.Prediksi Kadar Bahan Organik Tanah dengan pengolahan Citra   dan Jaringan Syaraf Tiuran Menggunakan Telepon Genggam.         Teknologi Pertanian Institut Pertanian Stiper. Yogyakarta.

Juswanto.2014.Evaluasi Kesusaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu (Manihot      esculenta erant). program studi Agroteknologi fakultas pertanian          USU. Sumatera utara.
Kurniawan,Firman.2010. Mengenal Tanah Sebagai Media Tanam.Bogor Agricultural University.Bogor.

Lubis. 2014. Identifikasi Horison Argalik dengan Metode irisan tipis pada ultisol     di Arboretum USU kwala bekala. program studi Agroteknologi    fakultas pertanian USU. Sumatera utara.
Nurdin.2012. Morfologi Sifat Fisik Dan Kimia Tanah Inceptisols Dari Bahan Lakustrin Paguyaman Gorontalo Kaitannya Dengan Pengelolaan Tanah.Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.Gorontalo.

Resnan.2011.Morfologi Dan Karakteristik Tanah Dipugeran,Yogyakarta.Universitas Halu Oleo.Kendari.
Setiana,S.D.2010. Kemampuan Lahan Dikecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.\

Sutandi,atang.2012. Ilmu Tanah.Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Yunesmi,Rezi.2013.Laporan Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Jambi.Jambi
Zakie,Mukmin.2011.Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum.Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar