LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU
TANAH
1.Pengamatan Profil Tanah dan
Pengambilan Sampel
OLEH:
NAMA :JERLIANTI
MANDA’
STAMBUK :M1B1
15 013
UNIT LABORATORIUM ILMU TANAH
JURUSAN ILMU LINGKUNGAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU
LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari 4 komponen bahan utama yaitu mineral (litosfer sebanyak 45 %), air (hidrosfer sebanyak 25 %),
udara (atmosfer sebanyak 25 %) dan bahan organik (biosfer sebanyak 5%).
Profil Tanah merupakan
suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah,
dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya.
Pengambilan
sampel tanah atau merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat fisik
tanah di laboratorium. Pengambilan sampel tanah untuk penetapan sifat-sifat
fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu
titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat
fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis
tanah tertentu dalam suatu peta tanah.
B. Rumusan Masalah
a. Pengamatan profil tanah
b. Pengambilan sampel
C. Tujuan dan Manfaat
a.
Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah pengamatan langsung di lapangan
mengenai Profil Tanah dan untuk mengamati lapisan- lapisan tanah serta
pengambilan sampel.
b.
Manfaat
Kegunaan praktikum adalah sebagai bahan informasi dan
merupakan bahan perbandingan antara materi kuliah dan praktikum yang dilakukan
di lapangan terutama tentang profi - profill tanah dan pengambilan sampel.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tanah
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan
planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat
pengaruh iklim dan jazad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam
keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula (Setiana, 2010).
Tanah adalah material yang tidak padat yang terletak
di permukaan bumi, sebagai media untuk menumbuhkan tanaman (SSSA, Glossary of
Soil Science Term). Tanah sebagai tubuh alam mempunyai berbagai macam fungsi
utama, diantaranya: pertama sebagai media tumbuh tanaman yang menyediakan hara
dan air (Yunesmi, 2013).
Tanah merupakan modal dasar bagi kehidupan manusia.
Sebagai sebuah modal dasar, maka tanah memiliki dua fungsi: fungsi produksi dan
fungsi non produksi (Zakie, 2011).
B. Faktor-faktor
Pembentuk Tanah
Di dalam buku yang
ditulis oleh Jenny (1941) “Factors of Soil Formationik”disampaikan hipotesis
yang menggambarkan gagasan-gagasan tentang pembentukan tanah, yang bersumber pada penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Dokuchaev dan pakar-pakar
tanah Rusia yang lain (Glinka dan Sibirtzev). Hipotesis tersebut adalah bahwa tanah
terbentuk sebagai hasil interaksi dari banyak faktor, yang paling penting
daripadanya adalah: Iklim (C), Organisme
(0), Relief (R), Bahan induk (P), Waktu (T) (Anonim,Universitas
Gadjah Madah).
Tanah terbentuk dari pencampuran berbagai macam
komponen penyusun apabila dinyatakan dalam persen % volume komposisi tanah
ideal adalah terdiri dari 45%, bahan organik 5%, udara 20-30%, dan air 20-30%
walaupun komposisi bahan organik paling kecil dibanding bahan lainnya namun
bahan organik memainkan banyak peranan penting dalam tanah baik ciri fisik,
kimia, maupun biologi tanah. (Hermanto,2011)
Tanah terbentuk dari bahan induk dan dipengaruhi oleh
faktor-faktor lainnya ada 5 faktor pembentuk tanah yaitu iklim (climate), bahan
induk (parent material), organisme (organism), topografi (ralief), dan waktu
(time) (juswanto, 2014)
C. Teknik
Pengambilan Sample
pengambilan contoh tanah selain contoh tanah pada profil,
juga pengambilan contoh tanah diluar profil secara komposit yaitu contoh tanah
yang dikumpulkan dari beberapa titik pengamatan yaitu 8 anakcontoh tunggal yang
diambil dari hamparan lahan kering yang diamati pada kedalaman (0-20) cm
dicampur merata menjadi satu contoh yang homogen .Untuk hamparan lahan kering
yang seragam/homogen satu contoh tanah komposit dapat mewakili 5-8 ha lahan
kering (Hariyanro, 2012)
Pengambilan cuplikan
tanah. Dilakukan dengan jalan mendiskripsi profil
tanah,kemudian mengambil cuplikan tiap lapisan/horison tanah yang diperlukan
kirakira (2-3 kg) guna kebutuhan analisis laboratorium. Cuplikan tanah terusik
untu kebutuhan analisis kimia tanah dan
cuplikan tanah tak terusik untuk kebutuhan analisis fisik tanah. Cuplikan tanah
diambil perhorison dimulai dari horison paling bawah sampai kehorison teratas
kemudian diberi kode per label (Resman, 2011).
Pengambilan sampel tanah untuk mengetahui sifat fisik tanah dibagi
menjadi dua jenis yaitu:
·
Sampel tanah utuh yang digunakan untuk
menganalisis bulk densiy, permeabilitas tanah, serta porositas tanah,
yang dilakukan dengan cara menggunakan ring sampel. Pengambilan sampel
tanah utuh dilakukan dengan cara mengambil tanah yang ada di bawah tegakan
eboni, kemudian bersihkan tanah dari seresah dan rumput lalu meletakan ring
sampel di atas tanah.
·
Ring sampel dimasukan ke dalam tanah
dengan menggunakan martil, setelah itu angkat ring sampel dengan
menggunakan sekop beserta tanah yang ada di dalamnya, kemudian ring yang
berisi tanah diratakan dengan cutter sehingga kedua permukaan
benar-benar rata dengan bibir ring sampel. Selanjutnya kedua ujung ring
ditutup dengan menggunakan tutup ring yang terbuat dari plastik,
kemudian di beri label (Evarnaz,et all, 2014).
D. Sifat
Fisik dan kimia Tanah
Sifat fisika dan ciri kimia tanah adalah: tekstur,
berat volume (BV), Kandungan Bahan Organik (BO), Total Ruang Pori (TRP), Permiabilitas,
persen Agregasi, pH,H2O, pH KCl, N total, P tersedia, K-dd,basa-basa, dan KTK
tanah (Adrinal,et all, 2012).
Semua
pedon lahan kering secara umum bereaksi agak masam sampai netral
Hal
ini menunjukkan pencucian lebih intensif jika terjadi hujan karena drainase
lebih baik. Walaupun demikian, nilai pH masih tergolong agak masam sebagaimana
daerah ini juga merupakan endapan lakustrin. Nilai pH pada horison bagian atas
umumnya lebih rendah dari horison bagian bawah sebagai akibat dari pencucian ke
bawah solum dan serapan hara oleh tanaman. Pola sebaran pH pedon PLKS justru
berbeda dengan pedon PLKM. Perbedaan itu tampak jelas pada nilai pH di horison
permukaannya (Nurdin,2012).
Pembahasan tentang sifat kimia sistem tanah,
khususnya sistem koloid organik dan inorganik tanah, termasuk reaksi-reaksi
erapan dan pertukaran ion, reaksi-reaksi kimia larutan tanah, solvasi liat,
sifat- sifat elektrokimia tanah, freaksi-reaksi kimia keseimbangan dan
pembentukan tanah, dan kimia interaksi bahan organik- inorganik tanah.
Pembahasan sifat-sifat dan reaksi-reaksi kimia tanah ini dihubungkan dengan
fungsi tanah sebagai media pertumbuhan tanaman dan fungsi tanah pada sistem
lingkungan (Sutandi, 2012).
E.
Horison-horison Tanah
Tanah tersusun oleh lapisan-lapisan
yang disebut horizon tanah. Horizon tanah dapat dibedakan berdasarkan batas
perubahan antara horizon satu dengan yang lain. Berikut perbedaan horizon tanah:.
1) Horizon O,yakni horizon tanah yang didominasi oleh bahan organik
2) Horizon A,yakni horizon mineral yang terbentuk di permukaan atau di
bawah horizon O yang menunjukkan kehilangan keseluruhan atau sebagian struktur
asli batuan.
3) Horizon E,
yakni horizon tanah mineral dengan karakteristik khusus, telah terjadi
kehilangan lempung silikat,besi aluminium, atau kombinasinya, dan yang tinggal
merupakan akumulasi debu atau pasir.
4) Horizon B, yakni horizon tanah yang terbentuk di bawah horizon A,E,
atau O yang bersifat rapuh dan memiliki warna value rendah, warna chroma
tinggi, atau memiliki hue lebih merah.
5) Horizon C, yakni horizon yang tidak termasuk batuan induk yang keras
dan tidak mempunyai sifat-sifat horizon O, A, E, atau B.
6) Horizon R,
yakni horizon tanah yang terbentuk dari batuan induk yang keras termasuk
granit, basal, quarsitik, dan batuan kapur keras (Kurniawan,2010).
Tanah
merupakan tubuh di permukaan bumi yang tersusun atas horison atau lapisan yang
berada di atas bahan induk atau batuan yang terbentuk sebagai hasil interaksi
faktor-faktor pembentuk tanah, yang selanjutnya terbentuk dalam horison A,B,C
disertai perubahan mneral yang lazim disebut perkembangan tanah (Lubis, 2014).
Batas horison tanah
merupakan zona peralihan di antara dua horison atau lapisan yang saling
berhubungan. Biasanya tidak membentuk garis yang jelas. Batas Horison
dinyatakan dalam hubungannya dengan kejelasan dan topografi. Batas peralihan
horison pada pedon-pedon yang diamati berkisar dari jelas (tebal peralihan 2,5
– 6,5 cm) sampai baur (tebal peralihan > 12,5 cm), dengan batas topografi
rata. Batas peralihan dari horison permukaan ke horison di bawahnya adalah
jelas sampai baur (Arabia,et all,2012).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Tempat dan Waktu
Praktikum
pengamatan profil tanah dan pengambilan sampel tersebut dilakukan pada
hari sabtu tanggal 23 april 2016 sekitar pukul 09.00 – selesai dan
bertempat di Tahura nipa-nipa Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
B.
Alat
dan Bahan
Tabel
1.1 alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1
|
Cangkul, Linggis, Sekop
|
Untuk melakukan penggalian tanah
|
2
|
Parang
|
Untuk membersihkan
|
3
|
Ring sampel
|
Untuk
mengambil sampel tanah
|
4
|
Meteran kain/ rol
|
Untuk mengukur
|
5
|
GPS/kompas
|
Untuk mengetahui arah atau lokasi
|
6
|
Buku munsel
|
Untuk menetapkan warna tanah
|
7
|
Kamera
|
Untuk dokumentasi
|
8
|
Botol aqua besar
|
Untuk
menyimpan air
|
9
|
Jarum pentul
|
Untuk menahan pita meteran
|
10
|
Alat tulis
|
Untuk menulis hasil pengamatan
|
11
|
Spidol besar
|
Untuk Menulis
|
Tabel
1.2 bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Air (5 liter)
|
Untuk membasahi masa tanah
|
2
|
Tali rapia
|
Sebagai tanda warna pada tanah
|
3
|
Plastic pembungkus bening
|
Sebagai tempat sample tanah yang di
ambil
|
4
|
Kardus indomie
|
Untuk
menyimpan sampah
|
5
|
Kantong plastic besar
|
Untuk menyimpan barang-barang
|
6
|
Kertas label
|
Untuk pemberian tanda
|
C.
Prosedur
Pelaksanaan
Profil tanah
|
Mengukur panjang dan lebar tanah 2 m x 1 m
|
Di
bersihkan
|
Menggali tanah sampai ke batuan
induk
|
Menentukan
batas horizon tanah
|
Mengukur kedalaman setiap
batasan horison
|
Menentukan konsistensi tanah
|
Mengambil sampel
|
Menggunakan ring sampel
|
Mengambil bongkahan tanah
|
Hasil
pengamatan
|
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Pengamatan
Nomor profil :
3
Lokasi : Alang-Alang
Titik
koordinat : 03o,
57’,250 s,1220 32’’ 31,7’
a.Penampang
Luar
Topografi
|
Datar
|
Ketinggian
|
186 mdpl
|
Kelerengan
|
0-8 %
|
penggunaan lahan
|
Perkebunan
|
Vegetasi
|
Jambu Mete
|
Aliran permukaan
|
Lambat
|
Drainase
|
Agak lambat
|
Permeabilitas
|
Lambat
|
Banjir
|
Jarang
|
Genangan
|
Tidak
|
Erosi
|
Tidak Ada
|
Bahaya erosi
|
Ringan
|
Keadaan permukaan
|
Pasir berliat
|
catatan lain
|
|
b. Penampang Dalam
Nomor
Horison
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
Simbol
Horison
|
O
|
A
|
B
|
C
|
D
|
|||
Kedalaman
Horison (cm)
|
16
cm
|
37
cm
|
26
cm
|
30
cm
|
26
cm
|
|||
Batas
Horison
|
Jelas
|
Berangsur
|
Jelas
|
Berangsur
|
Jelas
|
|||
Warna
Matriks
|
|
|
|
|
|
|||
Karatan
|
|
|
|
Ada
|
Ada
|
|||
Warna
Karatan
|
|
|
|
|
|
|||
Konsistensi
|
Keadaan
Basah
|
Lengket
|
Lengket
|
Lengket
|
Lengket
|
Lengket
|
||
Keadaan
Kering
|
Tidak
Lengket
|
Lengket
|
Lengket
|
Lengket
|
Lengket
|
|||
Pori
Tanah
|
Sewdikit
|
Sedikit
|
Sangat
Sedikit
|
Sangat
Sedikit
|
Sangat
Sedikit
|
|||
Perakaran
|
Banyak
|
Sedikit
|
Sangat
Sedikit
|
-
|
-
|
|||
Solum
Profil Tnah (cm)
|
130
|
|||||||
Kedalaman
Efektif (cm)
|
Lapisan
tiga
|
|||||||
Nomor
profil : 24
Lokasi : Hutan
Titik
koordinat :
03o, 57’,250 s,1220 32’’ 31,7’
a.
Penampang
Luar
Topografi
|
Datar
|
Ketinggian
|
202mdpl
|
Kelerengan
|
15-30 %
|
Penggunaanlahan
|
Hutan
|
Vegetasi
|
UbiHutan
|
Aliranpermukaan
|
Lambat
|
Drainase
|
Lambat
|
Permeabilitas
|
Lambat
|
Banjir
|
Jarang
|
Genangan
|
Tidak
|
Erosi
|
Tidak Ada
|
Bahayaerosi
|
Ringan
|
Keadaanpermukaan
|
Miring
|
catatan lain
|
-
|
b. Penampang
Dalam
No Horison
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Simbol Horison
|
O
|
A
|
B
|
C
|
D
|
|
Kedalaman Horison
|
8/9 cm
|
34/41
cm
|
70/92 cm
|
105/130
cm
|
149
cm
|
|
Batas Horison
|
Jelas
|
Berangsur
|
Jelas
|
berangsur
|
berangsur
|
|
Warna Matriks
|
|
|
|
|
|
|
Warna Karatan
|
Tidak ada
|
Tidak
ada
|
Tidak ada
|
ada
|
ada
|
|
Konsistensi
|
Keadaan Basah
|
Rendah
|
Kuat
|
Kuat
|
Kuat
|
kuat
|
Keadaan Kering
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tinggi
|
|
Pori Tanah
|
Banyak
|
Banyak
|
Sedikit
|
Sangat
sedikit
|
Sangat sedikit
|
|
Perakaran
|
Bayak
|
Banyak
|
Banyak
|
Sedikit
|
Sedikit
|
|
Solum Tanah
|
138
cm
|
|||||
Kedalaman Efektif
|
149 cm
|
Nomor profil : 12
Lokasi : Perkebunan
Titik
koordinat :
03o, 57’,250 s,1220 32’’ 31,7’
a.
Penampang
Luar
Topografi
|
Kemiringan
|
Ketinggian
|
Mdpl
|
Kelerengan
|
%
|
Penggunaanlahan
|
Perkebunan
|
Vegetasi
|
Jambu Mete
|
Aliran permukaan
|
Cepat
|
Drainase
|
Cepat
|
Permeabilitas
|
Sedang
|
Banjir
|
Jarang
|
Genangan
|
Tidak
|
Erosi
|
Tidak Ada
|
Bahaya erosi
|
Tidak
|
Keadaan permukaan
|
Berpasir
|
catatan lain
|
|
b.
PenampangDalam
No Horison
|
1
|
2
|
3
|
|
SimbolHorison
|
O
|
A
|
E
|
|
KedalamanHorison
|
23cm
|
64 cm
|
60 cm
|
|
Batas Horison
|
Jelas
|
Jelas
|
Sedikit
|
|
WarnaMatriks
|
Brown
|
orange
|
Brigh brown
|
|
Kerataan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
|
WarnaKaratan
|
|
|
|
|
Konsistensi
|
KeadaanBasah
|
Lengket
|
Tidak terlalu l lengket
|
Tidak lengket
|
KeadaanKering
|
Lunak
|
Agak keras
|
Keras
|
|
Pori Tanah
|
Sedikit
|
Sedikit
|
Sedikit Sekali
|
|
Perakaran
|
Banyak
|
Banyak
|
Sedikit Sekali
|
|
Solum Tanah
|
160 cm
|
|||
KedalamanEfektif
|
90
cm
|
B. Pembahasan
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari
lapisan paling atas sampai pada lapisan batuan induk tanah (regolit). Horison
tanah adalah lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi dan
mempunyai ciri-ciri tertentu (khas). Profil dari tanah yang berkembang lanjut
biasanya memiliki horison-horison tanah.
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di
dalam uji tanah, pengambilan sampel tanah bertujuan untuk mendapatkan contoh
tanah yang akan di gunakan untuk kepentingan analisis tanah di laboratorium.
Kondisi tanah pada penampang luar untuk
lahan alang-alang
memiliki ketinggian 186 mdpl, dengan
kelerengan 0-8 %, memiliki topografi datar dan berada pada vegetasi jambu
mente. Aliran permukaan, drainase, serta permeabilitasnya
lambat, jarang terjadi banjir, tidak ada
genangan dan erosi, bahaya erosi
yang terjadi ringan, sedang keadaan permukaannya pasir berliat.
Pada penampang dalam memiliki 5 lapisan yaitu:
Lapisan 1 atau horison O pada profil
tanah ini mempunyai ke dalaman
16
cm, dan warna matriksnya berwarna hitam
gelap,dengan batasan horison yang jelas, tidak terdapat karatan dan pada
konsistensi dalam keadaan basah tanah tersebut lengket sedangkan pada keadaan
kering tidak lengket. Pada Lapisan
2 atau horizon A dengan kedalaman 37 cm dan memiliki warna matriks
“Orange”, tidak memiliki karatan dan
sedikit pori maupun perakaran. Batasan horison berangsur dan konsistensi pada
keadaan basah maupun kering tanahnya tersebut lengket.
Lapisan 3 atau horison B dengan kedalaman horison 26
cm dengan warna matriks “Brigh reddish brown”,
tidak memiliki karatan serta pori dan perakaran yang sedikit sekali. Memiliki batasan horison
jelas dan konsistensi tanah pada keadaan basah lengket sedangkan pada keadaan
kering lengket. Pada Lapisan
4 atau horison C dengan kedalaman 30 cm dengan warna matriks kemerah merahan,
memiliki batasan horison berangsur dan terdapat karatan, pori tanah dan perakaran sangat sedikit, dan
konsistensi tanah pada keadaan basah lengket sedangkan pada keadaan kering juga
lengket. Lapisan tanah 5 atau horison D dengan kedalaman 26 cm dengan warna
matriks merah, memiliki batasan horison jelas, memiliki karatan dengan pori
tanah maupun perakarannya sangat sedikit serta konsistensi tanah pada keadaan
basah maupun kering lengket.
Pada pengamatan ke dua yaitu pengamatan penampang luar yang terletak di lahan hutan
dengan ketinggian 202 mdpl, dengan kelerengan 15-30 %, dengan topografi miring.
Pada pengamatan di lahan hutan memiliki aliran permukaan
serta permeabilitasnya lambat, banjir jarang terjadi, genagan
dan erosi tidak ada
serta bahaya yang terjadi ringan dan keadaan permukaannya miring.
Sedangkan pada penampang dalam pada lahan hutan memiliki 5 lapisan atau
horison yaitu: Lapisan
1 atau horison O pada profil tanah mempunyai ke dalaman 8/9 cm, dan warna matriksnya tidak ada, dengan memiliki batasan horison yang
jelas, tidak terdapat karatan dan pada konsistensi dalam keadaan basah maupun keadaan
kering tanah tersebut rendah.
Pada Lapisan 2 atau horizon A dengan kedalaman
34/41 cm tidak memiliki warna matriks, tidak memiliki
karatan tetapi memiliki banyak
pori serta perakaran yang
banyak
pula. Memiliki
batasan horison berangsur dan memilki konsistensi pada keadaan basah tanah
tersebut kuat sedangkan
pada kedaan kering tanah tersebut tinggi. Lapisan 3 atau horison E dengan kedalaman horison 70/92 cm dengan warna matriks tidak ada. Tidak memiliki karatan dan memiliki sedikit pori serta sedikit
perakaran. Batasan horison jelas dan konsistensi tanah pada keadaan basah kuat sedangkan pada keadaan kering tinggi. Pada Lapisan 4 atau horison B dengan kedalaman 105/103 cm dengan warna matriks tidak ada, memiliki batasan horison
berangsur, memiliki banyak karatan dan pori tanah sangat sedikit dengan perakaran
sedikit, dan konsistensi tanah pada keadaan
basah kuat sedangkan pada keadaan kering tinggi. Lapisan tanah 5 atau horison C dengan kedalaman 149 cm dengan warna matriks tidak ada, memiliki batasan horison berangsur, memiliki karatan dengan pori tanah yang sangat sedikit dan
perakaran yang terdapat sedikit dengan konsistensi tanah pada keadaan basah kuat sedangkan pada keadaan kering juga tinggi.
Kondisi tanah
pada penampang luar untuk lahan pada perkebunan ketinggianya maupun kelerengan tidak ada, memiliki topografi kemiringan dan berada pada vegetasi jambu mente. Aliran permukaan dan drainasenya cepat,serta permeabilitasnya sedang, banjir jarang terjadi, genangan maupun erosi tidak ada, ,
dan bahaya erosi yang terjadi
tidak ada, sedangkan keadaan permukaannya berpasir.
Dalam pengamatan profil tanah untuk penampang dalam yang
dilaksanakan di Tahura nipa-nipa ini terdapat 3 horison yakni; horison O, A,
dan E. Lapisan 1 atau horison O pada
profil dalam mempunyai kedalaman 23cm/19cm dengan warna matriks “brown”, warna
tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh kandungan bahan organik yang tinggi
yang terdekomposisi. penyebab lainnya adalah adanya perbedaan nyata dari
sifat tetraktif ( aksi pembiasan cahaya
) komponen padatan tanah dan udara. Lapisan 2 atau horizon A dengan kedalaman 64cm/53cm dan memiliki warna matriks
“Orange”, tidak memiliki karatan dengan
sedikit pori dan perakaran banyak. Lapisan 3 atau
horison E dengan kedalaman horison 60cm/50cm dengan warna
matriks “Brigh reddish brown”, tidak
memiliki karatan serta pori dan perakaran yang
sedikit sekali.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Profil
tanah merupakan irisan lapisan vertikal tanah yang digunakan untuk mengetahui
jenis lapisan tanah yang ada di bumi mulai dari lapisan atas sampai pada
lapisan batuan induk.
Lapisan-lapisan
tanah pada lokasi perkebunan dalam praktikum ini terdiri dari 3 lapisan
diantaranya horison O, A, dan E. dimana horison O mempunyai kedalaman 23cm/19cm,
horison A 64cm/53cm dan yang terakhir horison E dengan kedalaman 60cm/50cm,
pada lokasi alang-alang dan hutan terdapat 5 lapisan yang yaitu lapisan O, A,
E, B dan R.
B.
Saran
Untuk pengamatan profil
selanjutnya, dalam proses penggalian sebaiknya menggunakan alat/mesin agar lapisan
tanah bisa tampak dengan jelas, agar tidak memakan waktu yang lama dalam proses
penggaliannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Adrinal,et
all.2012. Perbaikan sifat fisika kimia
tanah psamment dengan pemulsaan organik dan olah tanah konservasi pada budidaya
jagung.fakultas pertanian universitas andalas. Padang.
Anonim,Universitas Gajah mada.Faktor Pembentuk Tanah.Universitas Gajah mada.Yogyakarta.
Arabia,Teti,et
all.2012. Karakteristik Tanah Salin
Krueng Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.Fakultas Pertanian
Unsyiah.Darussalam Banda Aceh.
Evarnaz,Novita,et
all.2014. Sifat Fisik Tanah Dibawah Eboni
Pada Kawasan Cagar Alam Pangi
Binangga Kabupaten Parigi Moutong.Universitas Tadulako.Palu.
Hariyanro.2012.Identifikasi Lahan Kering Alfisol
Terdegradasi di kabupaten Bangkalan.
program pasca sarjana MIPA universitas Airlangga. Yogyakarta.
Hermanto.2011.Prediksi Kadar Bahan Organik Tanah dengan
pengolahan Citra dan Jaringan Syaraf
Tiuran Menggunakan Telepon Genggam. Teknologi
Pertanian Institut Pertanian Stiper. Yogyakarta.
Juswanto.2014.Evaluasi Kesusaian Lahan Untuk Tanaman Ubi
Kayu (Manihot esculenta erant). program studi
Agroteknologi fakultas pertanian USU.
Sumatera utara.
Kurniawan,Firman.2010. Mengenal Tanah Sebagai Media Tanam.Bogor Agricultural
University.Bogor.
Lubis. 2014. Identifikasi Horison Argalik dengan Metode
irisan tipis pada ultisol di Arboretum USU kwala bekala. program
studi Agroteknologi fakultas pertanian USU.
Sumatera utara.
Nurdin.2012. Morfologi Sifat Fisik Dan Kimia Tanah Inceptisols Dari Bahan Lakustrin Paguyaman
Gorontalo Kaitannya Dengan Pengelolaan Tanah.Fakultas Pertanian Universitas
Negeri Gorontalo.Gorontalo.
Resnan.2011.Morfologi Dan Karakteristik Tanah Dipugeran,Yogyakarta.Universitas Halu Oleo.Kendari.
Setiana,S.D.2010. Kemampuan Lahan Dikecamatan Nguntoronadi
Kabupaten Wonogiri.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.\
Sutandi,atang.2012.
Ilmu Tanah.Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Yunesmi,Rezi.2013.Laporan
Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Jambi.Jambi
Zakie,Mukmin.2011.Pengadaan
Tanah Untuk Kepentingan Umum.Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar