Senin, 13 Juni 2016

laporan kandunagn bahan organik



LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
VII.Kandungan Bahan Organik

OLEH:
JERLIANTI MANDA’
M1B1 15 013










UNIT LABORATORIUM ILMU TANAH
JURUSAN ILMU LINGKUNGAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan organik dalam tanah adalah hasil dari dekomposisi organisme hidup yang tersusun dari campuran polisakarida.  Lignin, protein, dan bahan-bahan organik yang berasal dari batuan dan mineral.  Di dalam bahan organik selalu mengalami penguraian sebagai akibat aktivitas mikrobia tanah.  Proses ini menghasilkan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman serta senyawa lainnya yang keseluruhannya dapat mempengaryhi pertumbuhan tanaman. 
Bahan organik berperan penting sebagai buffer tanah atau penyangga kation karena dapat mencegah larut dalam pencucian isamping berpengaruh pada struktur tanah.  Ada hubungan yang erat antara karbon dengan nitrogen dalam organik tanah yang dikenal sebagai C/N Ratio.  C/N Ratio menunjukkan tingkat dekomposisi bahan organik dalam tanah. Kandungan karbon dalam tanah berkisar antara 1,2—2,5%.  Rata-rata bahahn organik tanah mempunyai kandungan 58% C, oleh karena itu rata-rata bahan organik tanah pertanian berkisar 2—6%.
Penambahan residu atau sisa-sisa hewan dan perombakan bahan organik tersebut oleh jasad mikro perombak tanah. Ada proses perombakan bahan sisa, tumbuhan dihancurkan menjadi bentuk melarut atau menguap yang dapat hilang dari tanah. Hewan biasanya dianggap sebagai sumber bahan organik kedua.
Berdasarkan uraian diatas, maka praktikum mengenai kandungan bahan organik perlu untuk dilakukan.
B. Tujuan dan Manfaat
Praktikum kandungan bahan organik bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan organik pada sampel tanah berdasarkan penelitian di laboratorium.
Manfaat dari praktikum kandungan bahan organik adalah praktikan dapat mengetahui bahan organik yang ada dalam tanah dan dapat digunakan oleh mahasiswa lain sebagai referensi studi.










II.TINJAUAN PUSTAKA
a.      Bahan Organik
Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan melakukan pemupukan menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai lain yaitu dapat memperbaiki sifat – sifat fisik tanah (G,subowo, 2010)
Penambahan bahan organik sangat penting untuk mempertahankan produktivitas tanah, karena dapat menentukan ketersediaan hara dalam tanah, memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah akan tetapi dipihak yang lain bahan organik dapat mempengaruhi efektifitas herbisida dalam mengendalikan gulma (Baidhawi,2014).
 Dekomposisi merupakan proses penting yang menentukan pengaruh bahan organik terhadap tanah maupun tanaman. Bahan organik yang cepat terdekomposisi dapat menyuplai sejumlah besar nutrisi pada periode awal pertumbuhan tanaman, namun tidak banyak membantu pemelihara-an sifat fisik tanah. Sedangkan bahan orga-nik yang lambat terdekomposisi akan mem-berikan kontribusi yang sebaliknya (Susanto, et al, 2014).
Penggunaan bahan organik (BO) yang berasal dari sampah kota sebelumnya telah banyak diuji / diaplikasikan pada beberapa tanaman melalui beberapa penelitian dan memberikan pengaruh yang signifikan, berbeda halnya dengan BO yang berasal
dari rumput laut, belum cukup informasi mengenai pengujian BO rumput laut terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman (Nainggolan, et al, 2013).
Nilai energi aktivasi juga dipengaruhi oleh jenis bahan organik dan penggunaan lahan. Energi aktivasi lebih tinggi pada perlakuan pemberian bahan organik yang dicampur dengan bahan organik asal kacang tanah dan penggunaan tanah untuk ubikayu kurang dari 10 tahun (Wijanarko, et al,  2012).
b.      Manfaat Bahan organik Bagi Tanaman
Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan melakukan pemupukan menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai lain yaitu dapat memperbaiki sifat – sifat fisik tanah (Roidah, 2013).
Untuk mengatasi permasalahan P tersebut dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik yang berfungsi untuk melepaskan jerapan P oleh fraksi amorf sehingga unsur P tersedia bagi tanaman. Karena itu dilakukan penelitian tentang penambahan bahan organik untuk meningkatkan produktivitas Andisol (Irawan, et al, 2016).
penambahan bahan organik sebagai upaya meningkatkan ketersediaan N, memperbaiki kualitas tanah dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Karena bahan organik sendiri merupakan sumber koloid organik yang memiliki banyak keunggulan seperti mampu menyediakan hara makro dan mikro, dapat menghelat unsur logam yang bersifat racun, meningkatkan kapasitas menyangga air, meningkatkan nilai KTK, merupakan sumber energi bagi aktivitas organisme tanah, serta bersifat ramah lingkungan karena berasal dari residu mahkluk hidup dan limbah pertanian seperti jerami padi dan kulit kakao atau limbah peternakan seperti kotoran unggas (Nariratih, et al, 2013).
Untuk meningkatkan produktivitas lahan kering pada tanah ultisol, maka selain pemupukan dengan N, P, dan K juga perlu dilakukan pemberian bahan organik, karena pemberian bahan organik selain menjadi sumber unsur hara makro seperti N, P, dan K juga mengandung unsur hara mikro yang sangat  dibutuhkan oleh tanaman (Safuan, et al, 2012).
Pupuk kompos yang dipakai berasal dari kompos jamur, pupuk kandang dari kotoran sapi, sedangkan custom-bio merupakan teknologi bakteri bermanfaat memperbaiki tanah, mengaktifkan bakteri genus Trichoderma sp dan bakteri genus Bacillus sp (Zulkarnain,et al, 2013).
c.       Sumber Bahan Organik
Tanah secara fisik dapat melindungi tanah dari biodegradasi karena lokasinya yangberada di mikroagregat tanah. Meskipun tidak nyata hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kandungan bahan organik pada pola tanam padi – semangka. Hal ini diperolehdari dekomposisi jerami terjadi selama pertumbuhan semangka berlangsung (Pardosi, et al, 2013).
Cukup tersedianya hujan pada awal aplikasi bahan organik sampai dengan minggu kedua pertumbuhan tanaman jagung dapat menyebabkan tercucinya sebagian polifenol yang terkandung dalam bahan organik (Dewi,et al, 2014).
Waktu yang diperlukan oleh bahan organik sehingga menjadi pupuk organik yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman dikarenakan diperlukan waktu oleh mikroba untuk melakukan proses dekomposisi bahan organik. Banyak bahan organik yang tersedia dialam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan organik, setiap sisa-sisa tubuh makhluk hidup dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan pupuk organik (Sudjana, Briljan,2014).
Bahan organik merupakan komponen –komponen tanah yang bersumber dari sisa tanaman dan hewan yang terdapat di dalam tanah. Keberadaan bahan organik di dalam tanah akan memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah, dan penambahan bahan organik kedalam tanah akan lebih di tujukan pada perbaikan sifat fisik tanah tersebut  (Universitas andalas, 2011).
Bahan organik dapat memperkecil kerapatan isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik juga memperbesar porositas tanah. Semakin tinggi bahan organik tanah akan semakin rendah bulk density dan semakin tinggi porositasnya (Evarnaz, et al, 2014).





III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.    Tempat dan Waktu
Praktikum kandungan bahan organik tersebut dilakukan pada hari minggu tanggal 05 juni 2016 sekitar pukul 09.00 – selesai dan bertempat  di Lab Ilmu Tanah Universitas Halu Oleo, Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
B.     Alat dan Bahan
Tabel 1.1 alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
Nama Alat
Kegunaan
1
Erlenmeyer 250 ml
Tempat larutan
2
Timbangan
Untuk menimbang sampel tanah.
3
Pipet 10 ml
Untuk mengambil cairan

Tabel 1.2 bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
Nama Bahan
Kegunaan
1
Sampel tanah
Sebagai objek pengamatan.
2
Tissue
Untuk mengeringkan labu ukur.
3
Aquades
Untuk mengencerkan sampel tanah
4
K2Cr2O7
Sebagai larutan
5
H2SO4 pekat
Sebagai larutan





C.    Prosedur Kerja



Di timbang sampel tanah sebanyak 2,5 gram
                                                                                                    
Di masukkan kedalam labu ukus 50 ml
Di tambahkan larutan K2Cr2O7 1 N sebanyak 2,5 ml
Di tambahkan larutan H2SO4 pekat sebanyak 2,5 ml
Di encerkan dengan air bebas ion
Di ukur absorbansi larutan jernih
Hasil Pengamatan
Di simpan selama 24 jam
 























Prosedur kerja pada praktikum Kandungan Bahan Organik  yaitu sebagai berikut:
 



Di timbang sampel tanah sebanyak 2,5 gram
                                                                                                    
Di masukkan kedalam labu ukus 50 ml
Di tambahkan larutan K2Cr2O7 1 N sebanyak 2,5 ml
Di tambahkan larutan H2SO4 pekat sebanyak 2,5 ml
Di encerkan dengan air bebas ion
 
















Di ukur absorbansi larutan jernih
Hasil Pengamatan
Di simpan selama 24 jam
 







D.    Analisis Data
Lapisan I
y = 0,001x + 0,056
0,143 = 0,001x + 0,056
0,001x  = 0,143 - 0,056
Ppm kurva x    = = = 87
Fk = = = = 1,015
C- organic       = ppm x  x Fk
= 87 x x 1,015 = 1,77
Lapisan II
y = 0,001x + 0,056
0,087 = 0,001x + 0,056
0,001x  =0,087 - 0,056
Ppm kurva x    = = = 31
Fk = = = = 1,04
C- organik       = ppm x  x Fk
= 31 x x 1,04 = 0,65

Lapisan III
y = 0,001x + 0,056
0,079 = 0,001x + 0,056
0,001x  =0,079 - 0,056
Ppm kurva x    = = = 23
Fk = = = = 1,02
C- organik       = ppm x  x Fk
             = 23 x x 1,02 = 0,47








IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
            Hasil pengamatan pada kandungan bahan organik adalah sebagai berikut:
Tabel Hasil Pengamatan.
No
Horison
Absorbansi
Kadar Air
Bobot Sampel
1
O
0,143
1,45
250 mg
2
A
0,087
3,97
250 mg
3
E
0,079
2,14
250 mg

Tabel Standar Regresi Konsentrasi Kandungan Bahan Organik.
Ppm
ABS
0
0.055
50
0.126
100
0.205
150
0.287
200
0.367
250
0.413

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan kandungan bahan organik, dapat diamati pada tabel berikut:
No.
Lapisan
Ppm
Fk
% C-Organik
1
O
87
1.015
1.77
2
A
31
1.04
0.65
3
E
23
1.022
0.47

B.     Pembahasan
Bahan organik tanah adalah hasil dekomposisi dari organisme yang hidup yang tersusun dari campuran polisakarida, lignin, protein dan bahan orgaik yang berasal dari batuan dan mineral. Banyak sedikitnya bahan organik dalam tanah banyak mempengaruhi sifat-sifat tanah seperti daya penahanan air, kapasitas jerapan kation, kapasitas penyediaan unsur-unsur N, P dan S, stabilitas srtuktur tanah, aerasi tanah dan sebagainya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi bahan organik ialah proses terbentuknya yang terdiri dari 2 sumber, yaitu sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah.. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta di inkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sebagai sumber bahan organik tanah, tetapi juga sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup. Sumber sekunder bahan organik adalah binatang. Fauna atau binatang terlebih dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman. Setelah itu barulah binatang menyumbangkan pula bahan organiknya. Berbeda sumber bahan organik tanah tersebut akan berbeda pula pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut.
Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan sebagian  besar tersusun dari air yang beragam dari 60-90% dan rata-rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25% dari hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Dengan demikian terjadi ketidakseimbangan masukan bahan organik dengan kehilangan yang terjadi melalui dekomposisi yang berdampak pada penurunan kadar bahan organik dalam tanah.
Berdasarkan percobaan untuk mengetahui kandungan bahan organik, pada lapisan I memiliki nilai absorbansi sebesar 0.143 sedangkan pada lapisan II memilki nilai absorbansi sebesar 0,087 dan lapisan III memiliki nilai absorbansi 0,079 dan selanjutnya mencari nilai ppm kurva x dengan menggunakan rumus yang ditetapkan. Adapun nilai ppm kurva x pada lapisan I yaitu 87, lapisan II yaitu 31 dan lapisan III yaitu 23. Ketiga lapisan tersebut memiliki FK absorbansi berturut-turut dari lapisan I–III yaitu 1,015, 1,04 dan 1,022.
Hasil dari nilai absorbansi, FK dan ppm kurva digunakan untuk mencari % C- organik. Adapun hasil dari % C- organik pada lapisan 1 yaitu 1,77 dan untuk lapisan II yaitu 0,65 dan lapisan III 0,47. Hal  ini menunjukan bahwa kandungan bahan organik pada lapisan I lebih tinggi, ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sifat, jumlah bahan organik yang dikembalikan, kelembaban tanah, temperatur tanah, tingkat aerasi tanah, topografi, dan sifat penyedia unsur-unsur hara.
V. PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Kandungan bahan organik tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain iklim tipe penggunaan lahan, relief, land form, aktivitas manusia.C/N adalah salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mencirikan kualitas bahan organik. Metode yang digunakan dalam praktikun ini adalah metode Walkey and Black yang menggunakan tahapan antara arti nyata kandungan bahan organik yang ditentukan oleh besarnya C-organik hasil titrasi yang kemudian dikalikan dengan konstanta tertentu.
B.     Saran
Tanah yang mengandung bahan organik rendah dalam tanah dalam pengelolaannya sebaiknya dilakukan dengan pemberian pupuk sehingga vegetasi yang akan dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik.





DAFTAR PUSTAKA
Baidhawi. 2014. Persistensi herbisida metolachlor pada tanah yang berbeda          kandungan bahan organik. Universitas Malikussaleh Lhokseumawe. Aceh.

Dewi, E. K., Y. Nuraini, E. Handayanto. 2014. Manfaat Biomasa Tumbuhan Lokal           Untuk Meningkatan Ketersediaan Nitrogen Tanah Di Lahan Kering Malang        Selatan.  Jurnal Tanah dan Sumberdaya  Lahan. Vol. 1.hal 17-26.

Evarnaz,N., B. toknok, S. Ramlah. 2014. Sifat Fisik Tanah Di Bawah Tegakan Eboni        Pada    Kawasan Cagar Alam Pangi Binangga Kabupaten Parigi Moutong.    Warta Rimba. Vol 2 No 2 ISSN 2406-8373.

G, Subowo. 2010. Strategi Efisiensi Penggunaan Bahan Organik Untuk Kesuburan           Dan Produktivitas Tanah Melalui Pemberdayaan Sumberdaya Hayati Tanah.   Irawan, Ahmad, et al. 2016. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap       Perubahan Sifat Kimia Andisol, Pertumbuhan Dan Produksi Gandum.        Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 4 No. 1 ISSN 1907-0799.

Irawan, A., Y. Jufri, Zuraida. 2016.Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap             Perubahan Sifat Kimia Andisol, Pertumbuhan dan PRoduksi Gandum. Jurnal         Kawista. Vol.1. Hal 1-9.        

La Ode Safuan., Buluddin, N. W. S. Suliartini. 2012. Pengaruh Residu Bahan       Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Panjang.       Jurnal Agroteknos Vol.2.No.1 ISSN   2087-7706.

Nainggolan, desmariana,. A. Tjoa, A. H. Noer. 2013. Uji Penggunaan Bahan Organik        Sumber Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bibit Nangka. Jurnal Agrotekbis.         ISSN 2338-3011.        

Nariratih,intan., MBB. Damanik, G. Sitanggang. 2013. Ketersediaan Nitrogen Pada          Tiga Jenis Tanah Akibat Pemberian Tiga Bahan Organik Dan Serapannya       Pada Tanman Jagung. Jurnal Online Agroteknologi. Vol.1, No.3 ISSN 2337-      6597.

Pardosi, E., Jamilah, K.S. Lubis. 2013. Kandungan Bahan Organic Dan Beberapa Sifat Fisik Tanah Sawah Pada Tanam Padi-Padi Dan Padi Semangka.          Jurnal Online Agroteknologi. Vol.1,No. 3. ISSN. 2337-6597.
                                                                                                                          
Roidah, I. Syamsu. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah. Jurnal Universitas Tulungung Bonorowo. Vol. 1. No.1.
Sudjana, Briljan. 2014. Penggunaan Azolla Untuk Pertanian Berkelanjutan.  Jurnal            ilmiah Solusi. Vol. 1 No. 3.

Susanto, eko., N. Herlina, N. E. Suminarti. 2014. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Ubi Jalar Pada Beberapa Malam dan Waktu Aplikasi Bahan     Organik. Jurnal Produksi Tanaman. Vol.1 No. 5 hlm.412-418.

Victorious. 2012. Penetapan Status P, K dan C organic Untuk Tanah Organik dan            Anorganik. Universitas Unijoyo. Madura.

Wijanarko, Andy., B. H.P. Purwanto, D. Shiddieq, D. Indradewa. 2012. Pengaruh           Kualitas Bahan Organik Dan Kesuburan Tanah Terhadap Mineralisasi          Nitrogen Dan Serapan N Oleh Tanaman Ubi Kayu Di Ultisol.             Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.        

Zulkarnain, Maulana., M. Prasetya. Soemarno. 2013. Pengaruh kompos, pupuk       kandang , dan custom-bio terhadap sifat tanah, pertumbuhan dan hasil tebu      (saccharum officinarum L.) Pada entisol di kebu ngarangkah-pawon,Kediri).            Indonesia Green Technologi   Journal. Vol.2 No.1 ISSN. 2338-1787.